Keluarga tidak Mengakui Sawal Mati Akibat Mencuri Kabel Telkom

Jumat, 10 Oktober 2014 09:06
BAGIKAN:
Pesisir one Group
ilustrasi
SELATPANJANG, MOC –  Syawal Martadinata, pria kelahiran Selatpanjang,  29 Maret 1993 ini, Selasa (8/10) kemarin telah ditemukan kaku di area tower indosat jalan Yos Sudarso. Dugaan sementara pria ini tewas tersengat listrik ketika hendak melakukan pencurian. Kontan saja berita ini mengejutkan masyarakat Selatpanjang terutama ibu kandung korban, Sabariah sekeluarga yang tidak menyangka salah satu putranya itu akan pergi selamanya dengan cara yang sangat mengenaskan.
 
Dimata keluarganya maupun teman dekatnya, Syawal adalah sosok anak yang tidak banyak bicara. Gigih bekerja dan tidak pernah punya masalah. Tak sedikit pun terlintas dipikiran keluarga, bahwa Syawal akan melakukan tindakan pencurian yang mengakibatkan kematian itu. Hal ini diungkapkan oleh Ibu Sabariah yang didampingi abang Kandungnya Fani, kepada tim Riau Editor di rumah duka, jalan Manggis Selatpanjang, Rabu (9/10) lalu.
 
"Syawal itu anak nya tidak banyak bicara. Kalau berbual seadanya saja, dia lebih banyak diam. Sejak kecil dia anak yang gigih bekerja banting tulang. Ia memilih bekerja daripada melanjut kan sekolah nya yang hanya tamatan SMP. Diusia nya yang muda itu dia sudah bekerja di kapal, dan sangat jarang dia ada di Selatpanjang. Kemarin dia ke Batam berkerja di laundry, lalu dia diajak teman nya ke Payakumbuh. Lepas lebaran kemarin, dia pulang ke Selatpanjang lalu bekerja kembali di kapal sebagai KKM," ungkap Ibu Sabariah. "
 
Oleh karena itu, Ibu Sabariah belum bisa menerima jika anak nya dikatakan melakukan pencurian. Bagaimana tidak, anak nya itu dikenal sebagai anak yang gigih bekerja. Dan tidak pernah mengeluhkan kesulitan uang. Bahkan sering ibu Sabariah menyodorkan nya uang untuk sekedar membeli rokok, sering kali Syawal menolak nya. Apalagi saat ini, ia sedang bekerja memperbaiki mesin kapal milik majikan nya yang sudah tiga hari masuk dok.
 
"Terakhir saya ketemu dia hari Minggu, Hari Raya Idul Adha, dia pulang ke rumah tapi cuma sebentar saja.  Dan tidak seperti biasa nya, dia tidak menoleh ke arah saya, hanya menyapa keponakan nya yang sedang bermain padahal ada kakak, abang dan adik-adik nya sedang ramai berkumpul. Setelah minta keponakan nya bersalaman dia pergi lagi. Saya pikir mungkin dia sibuk dan harus buru-buru kembali lagi untuk memperbaiki mesin kapal," ucap Sabariah. "
 
Ibu Sabariah tidak merasa firasat apa-apa.  Perasaan tidak enak hati dirasakan ibu Sabariah pada hari Senin. Karena Syawal tidak pulang ke rumah dan tidak pula mengabari  jika ia akan pergi berlayar.
 
Rasa terkejut dan tidak percaya atas kematian Syawal, turut dirasakan abang kandung Syawal, Fani Indra warga Desa Alahair, Selatpanjang.  Menurut Fani yang bekerja di PLN Selatpanjang itu, sempat mendatangi TKP. Bahkan ia sempat menerima kiriman foto jenazah melalui ponsel yang sudah tersebar luas, namun sedikit pun ia tidak mengenali bahwa jenazah tersebut adalah adik kandung nya sendiri.
 
"Saya taunya setelah mendapat telfon dari istri saya, bahwa ada yang mengabar kan jenazah itu adalah Syawal. Saya langsung menuju ke rumah orang tua saya untuk memastikan nya lagi. Tiba di rumah ibu, saya langsung tanya mana Syawal, adik-adik dan ibu sudah menangis. Tak lama setelah itu ada anggota Polres Meranti datang minta keluarga untuk melakukan identifikasi jenazah ke RSUD. Melihat jenazah Syawal yang sudah kaku, saya sempat shok dan sedih," ungkap Fani. "
 
Rasa sedih kehilangan adik tentu tak bisa ia tahan, terlebih lagi, Syawal itu adalah adik yang paling Fani sayang dibanding kan dengan adik-adik yang lain nya. Sejak kecil Fani sering menemani sering menjaga adik Syawal, dan menurut nya Syawal berbeda dengan adik-adik yang lain.
 
"Syawal itu tidak pernah mengeluh atau merengek mintak uang. Makanya tidak pernah marah dengan Syawal, bahkan saya sering menasehati adik-adik yang lain agar mencontohi Syawal yang tidak pernah menyusahkan orang tua dari sejak kecil. Ia mau bekerja dan berusaha untuk mencari uang, " ungkap fani" . Ia pun masih bingung dan heran, jika saat ini adik kesayangan nya itu dituduh melakukan pencurian.
 
Dijelaskan Fani, ia dan keluarga lain nya tidak meminta pihak Kepolisian untuk melakukan outopsi terhadap jenazah Syawal untuk mendapat kan detil penyebab kematian.

"Ketika melihat mata jenazah, saya merasa tidak tega dan seperti nya Syawal berkata kepada saya minta tolong untuk sesegera mungkin dikebumi kan, ia rasanya sudah terlalu malu. Maka nya kami tidak melanjut kan outopsi terhadap jenazah untuk mengetahui kemungkinan lain dari penyabab kematian Syawal. Biarlah dia tenang di alam sana, " pungkas Fani, kakak korban." (bm2)

BAGIKAN:
KOMENTAR