Ombudsman: Penanganan Karhutla Bengkalis Belum Maksimal

Jumat, 28 Maret 2014 17:58
BAGIKAN:
Kebakaran Lahan
BENGKALIS,POG - Ombudsman RI Perwakilan Riau, Dasuki menilai penanganan Karhutla di Kecamatan Bantan dan Bengkalis dinilai masih belum maksimal. Penanganan terkesan hanya dilimpahkan sepenuhnya kepada BPBD-Damkar kendati dalam beberapa kesempatan satker terkait sering mengeluhkan minimnya personil dan peralatan, juga kesulitan menemukan sumber air di lapangan.

Kurang maksimalnya penanganan Karhutla di pulau Bengkalis sebut Dasuki dapat dilihat dari banyaknya perkebunan masyarakat yang terbakar. Selain itu, dibeberapa titik kebakaran regu pemadam juga tidak bisa berbuat banyak disebabkan sumber air tidak ada.

“Terkesan semuanya diserahkan kepada BPBD-Damkar, padahal Damkar sendiri masih minim personil dan peralatan, sehingga mereka sudah terlihat kualahan, sedangkan satker lain tidak ikut membantu,” ujar Dasuki, Jum'at (28/3/14)

Bupati sebagai Kepala Daerah kata Dasuki, juga terkesan tidak membentuk tim secara khusus guna “mengeroyok” karhutla yang ada di pulau Bengkalis, srmuanya terlihat hanya dilimpahkan ke BPBD-Damkar. “Leading sectornya memang di BPBD-Damkar, tapi karena satker ini masih kekurangan personil dan peralatan mestinya dibantu satker yang lain,” tuturnya.

Dikatakan Dasuki, dirinya menerima banyak panggilan dari masyarakat Kecamatan Bantan, terkait banyaknya lahan perkebunan mareka yang terbakar. Berpuluh tahun kebun menjadi tumpuan hidup keluarga, dalam sekelip mata ludes dimakan api, “Karhutla ini persoalan serius, bukan hanya menyangkut asap dan dampak penyakit yang ditimbulkan, tapi juga ratusan keluarga yang harus kehilangan mata pencaharian,” sebutnya.

Karena persoalan karhutla menjadi persoalan serius dan luar biasa, maka penanganannya harus luar biasa juga. Tidak bisa hanya dengan alasan tidak ada sumbr air di loasi kebakaran lalu regu pemadaman balik kanan, “Kemarin saya telfon BPBD-Damkar Bengkalis, saya saampaikan kalau di lokasi kebakaran tidak ada sumber air, kan bisa dibuat dengan alat berat. Alhamdulilla, Kamis kemarin sudah ada satu alat berat yang dibawa ke lokasi kebakaran,” sebut Dasuki.

Diakui, penanganan karhutla yang sudah sangat luas tidaklah mudah. Selain jarak tempuh yang jauh, terkadang hembusan angin berganti-ganti arah sehingga menyulitkan bahkan membahayakan petugas, “Terkait persoalan inim saya juga sudah hubugi Lanud Pekanbaru, meminta agar penanganan karhutla di pulau Bengkalis dilakukan dengan bom air dari udara. Memang belum ada kepastian, tapi katanya akan diusahakan,” papar Dasuki.

Terpisah, anggota DPRD Bengkalis asal Bantan, Sofyan S.PdI mengaku prihatin atas nasib ratusan masyarakat yang kehilangan mata pencaharian karena kebun karet dan kelapangan terbakar. Secara pribadi, dirinya sudah memberikan bantuan beberapa unit mesin robin untuk dimanfaatkan warga memadamkan kebakaran.

“Saya nilai penanganannya memang belum maksimal. Mestinya Bupati bersama seluruh kepala satker duduk bersama membahas bagaimana solusi terbaik dan tercepat untuk mengroyok karhutla terjun bersama-sama ke lapangan, ”sarannya.

Sejumlah warga kata Sofyan sejak beberapa hari lalu terpaksa bermalam di kebun-kebun, berjaga-jaga agar kebun mereka tidak ludes terbakar, ” Kalau sudah terbakar, mereka harus menunggu 6-7 tahun lagi, itupun setelah mengeluarkan tenaga dan dana yang tidak sedikit, ”sebutnya. (Gus)
BAGIKAN:
KOMENTAR