NATUNA (POG) - Kapal-kapal ikan berbendera negara asing masih sering bahkan sangat leluasa menangkap ikan di sekitar perairan laut Bunguran Utara, Kabupaten Natuna.
Selain meresahkan nelayan setempat, aktivitas pencurian ikan oleh nelayan asing itu juga sangat berdampak terhadap penghasilan nelayan tradisional di daerah tersebut.
"Kapal-kapal ikan negara asing itu bahkan sudah memasuki perairan di daerah-daerah tangkapan nelayan lokal," kata Sukimin, salah seorang nelayan Bunguran Utara, Kamis.
Sukimin mengatakan, hasil tangkapan nelayan tradisional di daerah tersebut sudah sangat jauh berkurang. Kalau biasanya dalam sekali melaut bisa membawa ikan hingga 100 kilogram, hanya bisa membawa 50 kilogram.
"Kalau ini terus dibiarkan, dan tidak ada kepedulian dari pemerintah, maka yang dirugikan adalah nelayan kecil. Bisa saja para nelayan lokal pergi melaut tak dapat ikan sama sekali," ucapnya.
Ia menambahkan, nelayan asing yang mencuri ikan itu menggunakan alat tangkap yang dilarang, seperti bom ikan yang menggunakan potasium dan pukat harimau. "Mereka menggunakan bahan peledak yang dilarang," tegasnya.
Sementara itu, Kepala Badan Pengelola Perbatasan Kabupaten Natuna, yang juga mantan Camat Bunguran Utara, Sabkhi Muhammad tak menampik hal tersebut.
Ia mengatakan, keberadaan nelayan asing memang sangat meresahkan, selain menangkap ikan di wilayah tangkapan nelayan lokal, mereka juga sering menakuti nelayan lokal dengan senjata api.
"Nelayan lokal tak bisa berbuat banyak karena mereka ditakui dengan senjata api," ujar Sabkhi.
Untuk itu, kata Sabkhi, pihak pemerintah yang telah mengeluarkan izin menangkap ikan di perairan Natuna dan sekitarnya untuk segera mencabut izinnya.
"Pemerintah harus cabut izin kapal ikan asing yang menangkap ikan di wilayah Natuna. karena sudah dapat izin, tetapi pemerintah tidak mengawasinya," pungkasnya.*
Sumber: AntaraKepri