• Home
  • Nasional
  • Anak Buahnya Dituduh Memukul Sespri Kapolda, Ini Penjelasan Komandan Paspampres

Anak Buahnya Dituduh Memukul Sespri Kapolda, Ini Penjelasan Komandan Paspampres

Sabtu, 06 Desember 2014 10:10
BAGIKAN:
pesisirone/kompas
Anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) menjaga mobil Kepresidenan yang diparkir di kompleks Istana Negara, Jakarta, Senin (20/10/2014). Mobil ini akan digunakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke acara pelantikan presiden baru.
JAKARTA - Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres) Mayor Jenderal Andika Perkasa membantah pernyataan yang menyebutkan anggotanya memukul Inspektur Satu Reza Pahlevi, Sekretaris Pribadi Kapolda Metro Jaya Irjen Unggung Cahyono.

Menurut Andika, yang terjadi adalah anggotanya hanya mendorong Iptu Reza untuk keluar dari ruang pertemuan Presiden Joko Widodo dengan para Kapolda dan Kapolres seluruh Indonesia di Akademisi Polisi, Semarang, Jawa Tengah beberapa waktu lalu.

"Versi kami, kalau dipukul itu tidak benar. Memang karena tidak mau keluar, harus dipaksa keluar. Tapi bisa dipastikan tidak ada pemukulan," kata Andika saat dihubungi, Jumat (5/12/2014).

Andika mengaku awalnya pertemuan berjalan secara terbuka. Namun, saat Presiden Jokowi hendak memberikan pengarahan, Andika mengatakan semua orang kecuali Kapolda dan Kapolres harus meninggalkan ruangan karena acara bersifat tertutup.

Menurut dia, cara seperti itu merupakan gaya Jokowi dan sudah diterapkan dalam pertemuan presiden dengan kepala daerah, kepala kantor wilayah direktorat jenderal pajak, pangdam, hingga para Kapolda beberapa waktu lalu. Namun saat acara di Akpol Semarang itu, Iptu Reza dan seorang lain tak mengindahkan teguran paspampres untuk keluar ruangan.

"Begitu disuruh keluar nggak mau, Padahal mereka nggak pakai baju dinas. Saya nggak tahu mereka siapa, ditanya siapa, dibilang Spri. Anak buah saya bilang silakan keluar, tapi nggak mau," ucap Andika.

Saat itu, lanjut dia, paspampres langsung meminta panitia untuk membawa Iptu Reza keluar. Namun, tak juga dilakukan. Oleh karena itu, Andika mengatakan Kolonel Maruli yang merupakan ajudan presiden kemudian memaksa mereka keluar.

Mantan Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat itu membantah bahwa paspampres mempersoalkan dugaan senjata yang dibawa Iptu Reza. "Yang kami permasalahan bukan senjata atau tidak, tapi dia bukan Kapolri dan bukan Kapolda, bukan Kapolres," ungkap Andika.

Setelah kasus itu terjadi, Iptu Reza kemudian melaporkan kasus ini ke Pomdam setempat. Akan tetapi, Andika mengklaim bahwa Pomdam sudaj meneliti dan tindakan Paspampres sudah sesuai prosedur yang harus dilakukan.

"Jadi laporan Pomdam tidak ada tindak lanjutnya, dianggap sudah selesai, karena anak buah saya melakukan sesuai prosedur. Tidak ada yang perlu dicari-cari," papar Andika.(kpc/pog)
BAGIKAN:
KOMENTAR