• Home
  • Nasional
  • Gagal Bujuk SBY Naikkan BBM Subsidi, Jokowi Siap Tak Populer

Gagal Bujuk SBY Naikkan BBM Subsidi, Jokowi Siap Tak Populer

Sabtu, 06 September 2014 14:33
BAGIKAN:
JAKARTA, PESISIRONE.COM - Setelah gagal "membujuk" Presiden SBY untuk menaikkan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) dalam pertemuan di Nusa Dua Bali tempo hari, Jokowi harus siap untuk tidak populer di masa awal periode pemerintahannya dengan menaikkan harga BBM.

Dampak yang tak bisa dielakkan dari kebijakan menaikkan harga BBM adalah lonjakan inflasi, yang biasanya bakal berujung pada peningkatan jumlah penduduk miskin. Karena itu, penentuan besaran kenaikan harga BBM harus memperhatikan dampaknya terhadap inflasi, begitupula dengan kompensasi yang bakal diterima masyarakat yang terkena dampak.

Pemerintahan Jokowi-JK sebetulnya punya momentum untuk menaikkannya dengan dampak inflasi yang tidak signifikan pada tahun ini. Dengan catatan, kenaikan tersebut tidak lebih dari 10%. Hasil perhitungan memperlihatkan, jika BBM naik sebesar Rp 1.000 per liter, dampak inflasi yang terjadi hanya sebesar 0,38%.

"Jadi, kenaikan harga BBM sebesar Rp 2.000-3.000 per liter hanya akan menyumbang tambahan inflasi sebesar 0,76-1,14%  pada 2014. Dengan demikian, inflasi tahunan masih di bawah 6%," tutur Jokowi, seperti dikutip dalam Kompasiania, Sabtu (06/09).

Sekedar perbandingan, tahun lalu, pemerintah mengucurkan kompensasi berupa Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) sebesar 9,3 triliun kepada 15,5 juta rumah tangga yang terkena dampak kenaikan BBM. Setiap rumah tangga menerima dana kompensasi sebesar Rp 150 ribu per bulan, yang diberikan selama empat bulan. (RGC/RED)
BAGIKAN:
KOMENTAR