• Home
  • Nasional
  • Kisah Iwan Fals peduli lingkungan, suruh fans punguti sampah

Kisah Iwan Fals peduli lingkungan, suruh fans punguti sampah

Minggu, 22 Februari 2015 05:19
BAGIKAN:
JAKARTA, PESISIRONE.com - Iwan Fals, namanya tenar di belantika musik Indonesia. Di balik kesibukannya di dunia seni, penyanyi bernama asli Virgiawan Listanto ini getol mengkampanyekan isu-isu lingkungan, termasuk sampah.

Naik karet bersama Panglima Kodam Jaya Mayjen TNI Agus Sutomo, Iwan Fals kemarin menyusuri Sungai Ciliwung dari Markas Kopassus di Cijantung hingga pintu air Manggarai, Jakarta Selatan, Sabtu (21/2).

Tidak cuma berdua, aksi bersih-bersih sampah juga melibatkan sejumlah personel TNI dan anggota OI. Pelantun lagu 'Bento' ini mengenakan rompi oranye dan topi hitam.

Hasil dari memungut di Sungai Ciliwung ini, sebanyak delapan karung berisi sampah berbagai jenis dan ukuran diangkat.

Aksi peduli lingkungan bukan kali pertama dilakukan Iwan Fals. Bahkan hampir bisa dipastikan setiap pagelaran konsernya, Bang Iwan selalu mengajak penonton untuk menanamkan pola hidup bersih, pungut sampah yang berserakan dan tanam pohon.

"Kami sangat peduli. Setiap konser saya tekankan komunitas OI untuk pungut sampah setelah konser. Alhamdulillah setiap konser ada 1.000 sampah diangkat," kata Iwan Fals.

Di tahun 2010, Iwan Fals menuangkan kritikan, unek-unek dan kegelisahan soal lingkungan dalam lantunan lagu. Album Keseimbangan adalah bukti cinta dari sang legenda untuk lingkungan.

Di lagu Siram Tanam Siram, Iwan menganalogikan pohon adalah masa depan, menanam pohon sama dengan menanam masa depan. Kalimat sederhana tetapi agung maknanya.

Kritiknya terhadap sifat rakus manusia yang menebang hutan dengan menggila, dia suarakan dalam lagu Hutanku yang diciptakan oleh mantan Menteri Kehutanan MS Kaban.

Menurutnya, banyak yang terjadi jika hutan ditebang secara besar-besaran tanpa aspek sustainable. Salah satunya kekeringan dan banjir.

Saat diwawancarai merdeka.com di rumahnya usai album Raya diluncurkan, Iwan Fals begitu konsen dengan permasalahan sampah. Menurutnya, masalah sampah harus menjadi perhatian semuanya.

"Nah ini juga ada problem soal sampah. Bayangkan satu orang menghasilkan dua kilo sampah. Bisa kelelep kita dengan sampah," ucapnya.

Satu yang mendasar bagi Iwan, kepedulian seseorang terhadap sampah adalah tergantung mental. Dia mencontohkan tak jauh dari tempat tinggalnya, berdiri tempat pengolahan sampah yang mampu menghasilkan Rp 100 juta per bulan.

"Ini kan persoalan mental, mau enggak menjalani ilmu itu. Tapi kalau dipikir-pikir kan enak, siapa sih enggak pengen bersih," terangnya.

Di rumahnya yang berada di kawasan Depok, Jawa Barat, jelas menggambarkan konsep keseimbangan hidup dengan alam. Halaman luas yang terbentang banyak ditanami berbagai macam pohon. Seperti bait lagunya, pohon adalah masa depan.(mdk)
BAGIKAN:
KOMENTAR