• Home
  • Pemerintah Daerah
  • Ikuti Sosialisasi Kebijakan Kelautan Indonesia Se-Sumatera, Berikut Harapan Wabup Meranti

Ikuti Sosialisasi Kebijakan Kelautan Indonesia Se-Sumatera, Berikut Harapan Wabup Meranti

Rabu, 18 Juli 2018 21:44
BAGIKAN:
MERANTI - Wakil Bupati Kepulauan Meranti H. Said Hasyim, mengikuti kegiatan Sosialisasi Kebijakan Kelauatan Indonesia terkait Peraturan Presiden (Perpres) No. 16 Tahun 2017, kegiatan dalam rangka mendalami dan mendapatkan masukan serta saran tentang kebijakan kelautan itu, dipusatkan di Balai Serindit, Gubernur Jalan Diponegoro, Pekanbaru, Rabu (18/7/2018).

Hadir dalam acara itu Gubernur Riau H. Arsyadjuliandi Rachman, Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim Kemenko bBidang akemaritiman Purbaya, Perwakilan Kantor Staf Kepresidenan RI, Ketua DPRD Provinsi Riau, Ketua DPRD Sumut, Kabinda Riau, Perwakilan Polda Riau, Korem 031 WB, Danlanal, Bupati dan Wakil Bupati Se-Provinsi Riau, Kepala Dinas Perikanan Se-Provinsi Riau, Perwakilan perguruan tinggi dan LSM Se-Riau.

Menyikapi kegiatan itu, dengan dikeluarkannya Perpres No. 16 Tahun 2018, Wakil Bupati Kepulauan Meranti, H. Said Hasyim berharap dapat menjadi peluang dan harapan bagi Meranti yang notabene merupakan daerah kepulauan yang dikelilingi lautan dalam mengembangkan daerah khususnya memanfaatkan potensi kelauatan.

"Sektor perikanan punya potensi dan kontribusinya yang cukup besar dan menjadi andalan sebagian besar masyarakat Meranti untuk mengantungkan ekonominya, semoga dengan adanya Perpres ini dapat menjadi peluang dan bagi kita untuk lebih mengambangkan potensi kelauatan di Meranti," ujar Wabup.

"Dengan menguatnya potensi kelautan dan perikanan, diharapkan akan menguatkan dan menaikkan IPM masyarakat (indeks pembangunan manusia) di Kabupaten Kepulauan Meranti," harapnya lagi.

Hal itu menurut Wakil Bupati menimbang dana DBH Migas Meranti yang terus menurun akibat anjloknya harga minyak dunia, sehingga Kabupaten Meranti harus mencari sumber sumber dana lainnya untuk mendongkrak APBD dalam menggesa pembangunan daerah.

Selain potensi kelauatan yang terus diolah, Pemkab. Meranti juga terus berupaya mengambangkan potensi perkebunan khususnya Sagu, Kelapa, Karet dan Kopi yang menjadi andalan daerah ini. Seperti diketahui Meranti merupakan daerah penghasil Sagu berkealitas premium didunia, dimana hampir 90 persen kebutuhan Sagu Nasional dipasok dari Meranti. Selain itu Sagu Meranti juga diekspor ke Mancanegara seperi Jepang dan lainnya.

Hal yang sama juga terdapat pada Kopi Meranti yang lebih dikenal dengan sebutan Kopi Liberika Meranti, yang memiliki cita rasa khas, Kopi Luberika Meranti merupakan Kopi yang tumbuh dan dikembangkan didaratan rendah, berbeda dari Kopi kebanyakan yang justru tumbuh dikawasan perbukitan dan gunung.

Seperti yang terus dikembangkan oleh Pemerintah Provinsi, dijelaskan Wakil Bupati, Meranti juga berupaya mengembangkan potensi Pariwisata, salah satunya Festival Perang Air (Cian Cui) saat imlek yang sudah mendunia.

Sejauh ini dijelaskan Wakil Bupati, berkat membedayakan semua potensi daerah yang ada Kabupaten Kepulauan Meranti teoah berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonominya sebesar 8 persen atau atau diatas rata rata Provinsi Riau.

Gubernur Riau H. Arsyadjuondi Rachman yang hadir sekaligus membuka kegiatan mengungkapkan, kegiatan tersebut sangat penting dan strategis dalam rangka mengembangkan potensi perikanan di Provinsi Riau.

Ia berharap bidang kemaritiman khususnya perikanan kelauatan di Riau dapat kembali bangkit dalam upaya meningkatkan perekonomian masyarakat.

"Sektor perikanan punya potensi yang cukup besar dan kedepan akan menjadi andalan pendapatan Provinsi di Sumatera khususnya Provinsi Riau," ucap Gubri.

Dengan menguatnya potensi kelautan dan perikanan, akan menguatkan dan menaikkan IPM masyarakat (indeks pembangunan manusia) dan pendapatan daerah di Propinsi Riau dan untuk informasi saat ini IPM Provinsi Riau sebesar 71, 79 yang berada diatas rata rata Nasional.

Sementara Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim Purbaya dalam sambutannya menjelaskan, saat ini Indonesia dibawah pengaruh lingkaran perebutan kekuatan dominan dan kebijakan strategis setelah perang dunia ke 2, posisi geografis indonesia beserta sosial ekonominya juga menempatkan Indonesia di posisi penting di lingkungan global yaitu dalam mempengaruhi stabilitas politik, ekonomi serta keamanan wilayah regional nasional.

Dengan adanya deklarasi juanda tahun 57 membangkitkan kembali untuk menggali potensi dibidang maritim dan ini bukan merupakan suatu hal yang mustahil.

"Kita punya potensi tapi tidak bisa memanfaatkan potensi tersebut dengan maksimal dan kita harus berubah mulai dari hari ini," ujar Purbaya.

Menurutnya lagi potensi yang dimiliki Indonesia tidak akan menghasilkan apa-apa kalau tidak memiliki kebijakan strategi yang jitu yang tertuang dalam visi indonesia menjadikan Indonesia sebagai negara poros maritim dunia.

"Jika kita tifak siap, kita akan jadi korban dari perebutan potensi maritim yang ada di laut cina selatan dan Perpres ini bertujuan untuk percepatan indonesia sebagai poros maritim untuk mensejahterakan masyarakat indonesia di segala bidang tanpa terkecuali.(hms/nur)
BAGIKAN:
KOMENTAR