ROHIL, POG - Proyek pembangunan Tugu Pintu Masuk IPDN Rohil Terbengkali. Selain itu, proyek dari Dinas Cipta Karya (CK) Kabupaten Rohil yang menggunakan APBD Rohil tahun 2012 lalu yang menelan dana miliaran rupiah tersebut tidak selesai pengerjaannya.
Dari beberapa sumber menyebutkan terhentinya pembangunan tugu IPDN tersebut, dikarenakan berada di bawah jalur lintas tegangan tinggi listrik milik PT Chevron. Sehingga jika dilanjutkan pembangunannya akan membahayakan mahluk di bawah kawasan arus yang bertegangan tinggi tersebut.
Zulfan (30) salah satu warga Ujungtanjung menyebutkan terhentinya pekerjaan proyek pembangunan tugu ini tentu terkesan mubajir. Apalagi dana yang digelontorkan miliaran dari APBD Rohil tahun 2012. "Sangat disayangkan sudah berapa uang rakyat habis. Sementara bangunan tugu masih terbengkalai dan tidak bermanfaat,"kata Zulfan.
Menurutnya, terhentinya kelanjutan pembangunan tugu ini seharusnya sudah diantisipasi oleh CK. Pasalnya dari informasi yang diterima terhentinya pembangunan tugu tersebut, dikarenakan berada di jalur pelintasan arus tegangan tinggi listrik milik PT Chevron.
"Dinas CK dan konsultan harus bertanggung jawab terhadap proyek tugu ini. Seharusnya mereka sudah tahu persoalaan ini, mengapa harus dikerjakan,"ulas Zulfan lagi.
Sementara itu, Jonathan mengatakan hal yang sama. Proyek pembangunan tugu IPD Rohil yang menelan dana miliaran rupiah yang sampai saat ini tidak selesai meski dipertanggungjawabkan. Pasalnya, anggaran yang dikeluarkan sangat banyak.
"Apa gunanya suatu pembangunan tidak berfungsi dan tidak bermanfaat bagi khalayak ramai. dan terkesan mubajir,"kata Jhonatan.
Selain mubazir, kata jonatan lagi, kondisi tugu yang terbengkali tersebut juga merusak pemadangan bagi masyarakat yang melihat bangunan tugu.
"Seharusnya bangunan kantor IPDN terlihat indah. Namun karena adanya tugu kerucut yang tidak selesai bangunannya membuat miris mata memandang,"ulas Jonathan.
Kapala Dinas Cipta karya Syafruddin melalui sekretaris CK Irwandi saat dikomfirmasi melalui telepon tidak aktif, hingga berita ini ditulis belum ada balasan. (pog/hlc)