Sediakan Air Bersih, Pj Bupati Gandeng BPPT

Rabu, 30 September 2015 16:34
BAGIKAN:
JAKARTA – Penjabat (Pj) Bupati Kepulauan Meranti Edy Kusdarwanto terus berupaya mencarikan solusi untuk penyediaan air bersih. Diantara langkah yang diambil adalah menggandeng Badan Penelitian dan Pengembangan Teknologi (BPPT).

Dengan menggandeng BPPT, diharapkan bisa mendapatkan teknologi yang tepat dalam penyediaan air bersih untuk kawasan gambut dan berpulau seperti geografis wilayah di Kepulauan Meranti. Selain itu juga untuk mendapatkan teknologi yang sederhana dan murah sehingga bisa dikelola secara mandiri oleh masyarakat setempat.

"Dengan kondisi wilayah kita yang berpulau dan ketersediaan air tawarnya sedikit tentu perlu teknologi yang tepat. Kita harapkan akan bekerjasama dengan BPPT sehingga bisa mengatasi masalah air bersih ini," ungkap Edy saat berkunjung ke Pusat Pengembangan Teknologi BPPT di Serpong, Banten, Selasa (29/9).

Dalam kunjungan tersebut Pj Bupati didampingi Kepala Bagian Umum Tengku Azman dan Kepala Bagian Humas Ery Suhairi. Kedatangan mereka disambut peneliti kimia dan lingkungan BPPT Geostech Dr Nusa Idaman Said M.Eng.

"Kita memiliki berbagai teknologi sederhana dalam pemrosesan air bersih seperti teknologi membran. Beberapa daerah berpulau sudah kita terapkan dan hasilnya cukup bagus," ujar Nusa.

Dalam kesempatan itu Nusa menunjukkan sejumlah teknologi pemrosesan air bersih yang dikembangkan BPPT. Mulai teknologi sederhana menggunakan kapur dan kaporit, teknologi penjernihan air menggunakan membrane yang dibantu sepeda, sampai teknologi filterasi membran dan kimiawi yang mampu memproses air asin menjadi air tawar siap minum.

"Kalau airnya masih tawar namun warnanya saja tidak jernih, teknologinya murah karena prosesnya tidak sulit. Dengan teknologi mengunakan dayung sepeda ini saja sudah bisa. Namun kalau sudah mengolah air asin itu teknologinya yang agak mahal," tambah Nusa sembari menunjukkan sejumlah teknologi yang dimiliki BPPT.

Untuk kondisi Meranti yang berpulau, Nusa menyarankan agar digunakan teknologi membran sederhana yang mengolah air gambut menjadi air bersih. Menurutnya, penggunaan teknologi tersebut bisa diajarkan pada masyarakat sehingga nantinya masyarakat bisa mengelola sendiri.

Dia menyebut dengan pengelolaan mandiri oleh masyarakat itu, stasiun pengolahan air bersih di beberapa daerah pulau yang dibina BPPT sudah berjalan dengan baik. "Pemerintah daerah cukup menyediakan peralatan awal dan bersama kita memberikan pendampingan minimal setahun kepada masyarakat. Teknologinya sangat mudah, nanti setelah kita latih masyarakat akan bisa menjalankan dan merawatnya sendiri seperti dalam mengganti membran filter air ini," jelas Nusa menunjukkan peralatan membran air.

Sementara itu Pj Bupati Edy Kusdarwanto menjelaskan saat ini Pemkab Meranti memang berupaya menyediakan air bersih sesuai potensi sumber air di setiap pulau. Dia mencontohkan pendirian SPAM (Stasiun Pengolahan Air Bersih) di Tanjungsamak Kecamatan Rangsang.

"Mungkin solusi paling baik kita menyediakan stasiun pengolahan air secara komunal. Setiap desa dibangun tempat-tempat pengolahan air bersih yang dipusatkan di masjid-masjid dengan menggunakan teknologi sederhana dan murah dari BPPT ini," ungkapnya.

Edy menyatakan akan segera berkoordinasi dengan Bappeda dan Dinas Pekerjaan Umum dalam upaya pemanfaatan teknologi air bersih tersebut. Sementara Nusa Idaman Said menegaskan pihak BPPT siap berkunjung ke Meranti untuk melihat langsung kondisi wilayah dan potensi pengembangan air bersih di daerah kepulauan tersebut.(moc/hms)
BAGIKAN:
KOMENTAR