Syamsuar Berharap Warga Tidak Membakar Lahan

Rabu, 05 Februari 2014 09:50
BAGIKAN:
SIAK (POG) - Bupati Siak Drs. H. Syamsuar, MSi mulai khawatir dengan kabut asap yang akhir-akhir ini menyelimuti Kabupaten Siak. Asap tersebut hasil dari Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di beberapa daerah.

Kepada masyarakat, Syamsuar berharap untuk tidak membakar lahan selama musim kemarau. Sebab, tindakan tersebut menurutnya mampu menambah polusi udara. "Walaupun pembakaran lahan tersebut dalam pengawasan, namun kita minta jangan lah dulu," ujar Bupati. "Kami pun berharap pihak kepolisian bersama pihak kecamatan bekerja sama dalam mensosialisasikan ini," lanjut Bupati. Syamsuar sangat mengharapkan kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan selama musim kemarau ini.

"Asap yang ada sekarang ini lebih banyak disumbangkan kabupaten tentannga," ujar Syamsuar kepada pesisirone group, Selasa (4/2/2014).

Untuk Karhutla yang ada di Siak, dirinya sudah menintruksikan badan terkait untuk menanggulanginya. "Kita sudah minta, petugas Damkar untuk tetap siaga," katanya. (pog/sht)
BAGIKAN:

BACA JUGA

  • Musim Penghujan Rentan Diare, Begini Penjelasannya

    BENGKALIS – Disamping penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang sering diderita oleh ribuan masyarakat Bengalis, pada saat kabut asap melanda Negeri Junjungan, Diar
  • P2TP2A Harap Pelaku Pembuangan Bayi di Kuala Alam Secepatnya Ditangkap

    BENGKALIS -Pusat Pelayan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Bengkalis berharap pihak Kepolisian mengusut tuntas dan menangkap pelaku pembuang bayi yang dite
  • PIK-R Nuansa SMANSA Solusi Masalah Para Remaja

    BENGKALIS -Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) yang bermukim di SMAN 1 Bengkalis siap menjadi sahabat sejati sekaligus memberikan solusi berbagai macam masalah bagi remaja
  • PKMJ Bengkalis Salurkan Bantuan Atap Seng Di Siak Kecil

    BENGKALIS- Paguyuban Keluarga Masyarakat Jawa (PKMJ) Kabupaten Bengkalis menyalurkan bantuan 180 keping atap seng yang diperuntukkan untuk Sanggar Seni Paguyuban Jawa dan Mushalla
  • KOMENTAR