• Home
  • Pendidikan
  • Diterpa Isu Tak Sedap, Ini Jawaban SMA N 1 TTB Meranti

Diterpa Isu Tak Sedap, Ini Jawaban SMA N 1 TTB Meranti

Senin, 07 Juli 2014 15:21
BAGIKAN:
SELATPANJANG, MOC- Lagi-lagi isu tak sedap seputar dunia pendidikan mencuat di SMA N 1 Tebing Tinggi Barat (TTB) Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau. Sekolah ini dikabarkan menolak siswa/i yang hendak mendaftar ulang tanpa membawa kwitansi dari salah satu tempat jahit seragam sekolah di Selatpanjang.

"Banyak kawan-kawan tak bisa mendaftar ulang bang. Kalau tidak membawa kwitansi dari tempat jahit itu sekolah tidak menerima," kata salah seorang siswa yang enggan disebutkan namanya itu.

Siswa ini juga mengungkapkan bahwa pihak sekolah meminta semua siswa baru agar membuat seragam sekolah sebanyak 3 pasang di Riau Talyor dengan harga Rp840 ribu rupiah untuk 3 pasang. Meski mereka mengaku sangat mahal, namun mereka tidak bisa berbuat banyak karena ingin melanjutkan pendidikan menengah atas.

"Mahal memang mahal sih bang, tapi macam mana lah awak nak sekolah, mau tak mau harus diturutin," tambahnya lagi.

Menanggapi isu tersebut, Kepala Sekolah SMA N 1 TTB, Yusuf, ketiak dikonfirmasi melalui ponselnya mengaku memang sempat menolak siswa/i untuk mendaftar ulang tanpa kwitansi atau uang muka seragam sekolah itu.

"Hari pertama dan kedua pendaftaran ulang memang kami tolak mereka untuk mendaftar ulang," ungkap Yusuf melalui ponselnya.

Ditambahkan Yusuf, penolakan itu bukan berarti pihak sekolah tidak menerima sama sekali siswa/i yang hendak mendaftar ulang, melainkan pada hari terakhir, tanggal 2 Juli 2014 yang lalu, pihak sekolah menerima pendaftaran ulang dengan catatan yang harus datang itu orang tua atau wali murid, bukan murid yang bersangkutan.

"Hari terakhir itu kita menerima pendaftaran ulang siswa dengan catatan yang datang itu orang tua atau wali. Banyak orang tua yang datang dan menyampaikan keluhan bahwa mereka belum punya uang, dan itu kita terima," tambah Yusuf lagi.

Yusuf juga mengatakan tahun lalu ada beberapa siswa yang tergolong tidak mampu yang mereka bantu, baik uang seragam sekolah maupun uang sepatu.

Kemudian terkait dugaan monopoli seragam sekolah untuk siswa, Yusuf mengaku memang sekolah menetapkan pembuatan seragam itu di satu tempat yaitu di Riau Taylor Selatpanjang. Hal ini bukan berarti monopoli, melainkan untuk keseragaman sekolah itu sendiri. Yusuf juga menambahkan bahwa penetapan seragam sekolah itu juga sesuai dengan ketentuan dari Dinas Pendidikan Kepulauan Meranti.

"Sudah ada ketentuan dari dinas, dimana masing-masing sekolah dituntut agar siswa nya ada seragam setelah 4 hingga 5 bulan amsuk sekolah," kata Yusuf pula.

Lanjut Yusuf, kalau tidak dipaksakan begitu, maka siswa kerap kali tidak membuat seragam sekolah. Seperti tahun kemarin, banyak siswa yang sudah kelas 2 SMA namun masih saja ada yang belum memiliki seragam.

"Kita hanya ingin seragam, kalau tidak dipaksakan begitu banyak siswa yang tidak mau mengikuti. Seperti tahun kemarin masih ada siswa yang tidak memiliki seragam meski sudah kelas 2, makanya untuk tahun ini kita buat kesepakatan agar pembuatan seragam itu di satu tempat. Ini untuk kebaikan kita semua," tuturnya pula.

Dapat disampaikan pula, selain SMA N 1 TTB ini, hampir merata sekolah menengah atas yang mengenakan berbagai macam biaya penerimaan siswa baru. Nominalnya memang bervariasi, mulai Rp1.3 jutaan hingga Rp2 jutaan.(GRC/RED)
BAGIKAN:
KOMENTAR