Siswa Korea Belajar Pelestarian Budaya di Yogya

Selasa, 14 Januari 2014 06:56
BAGIKAN:
JAKARTA - Era globalisasi tanpa disadari membuat kaum muda melupakan tradisi lokal mereka. Nilai-nilai tersebut terkikis modernisasi dan tergantikan dengan budaya populer yang disebarkan lewat media jejaring sosial.

Melihat keadaan tersebut, Indonesia, dalam hal iniUniversitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, dan Korea Selatan pun menjalin kerja sama guna menguatkan dan melestarikan tradisi lokal. Salah satu kegiatan kerja sama tersebut berupa pengiriman para pelajar dari Regional Center Expertise (RCE) Kota Tongyeong, Korea Selatan untuk melihat langsung pemeliharaan tradisi budaya di Yogyakarta.

Rombongan tersebut terdiri atas dua pelajar SMP dan tiga pelajar SMU didampingi seorang guru. Selama 10 hari di Kota Gudeg, mereka mengunjungi lembaga pemerintah, sekolah, dan generasi muda Yogyakarta dalam melestarikan tradisi lokal.

Koordinator RCE Yogyakarta UGM Puji Astuti menyatakan, kunjungan pelajar Korea itu merupakan realisasi hasil kerja sama antara RCE Tongyeong dengan RCE Yogyakarta dalam program pelestarian tradisi lokal kedua negara.

"Ini bentuk keprihatinan kita bersama, makin banyaknya remaja dan generasi muda yang sudah kurang peduli dengan kebudayaan bangsa. Bukan hanya di Indonesia tapi juga terjadi di Korea," kata Puji, seperti disitat dari situs UGM, Senin (13/1/2014).

Oleh karena itu, kedua pihak menggagas program Bridge to The World untuk memperkenalkan remaja Korea Selatan dalam memahami, melestarikan, dan merawat kebudayaan bangsanya dengan belajar bagaimana pemeliharaan tradisi budaya lokal di Yogyakarta. Mereka akan mempelajari lebih jauh upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia dalam melestarikan budaya lokal.

Tidak hanya aksi yang dilakukan pemerintah, tapi juga mengenal lebih jauh bagaimana lembaga pendidikan, komunitas, masyarakat, institusi pendidikan, dan individu melestarikan tradisi lokal di Kota Pelajar itu. Sehingga nantinya dapat menerapkan program tersebut di Negeri Ginseng.

Salah seorang peserta asal Korea Kim Yu Bin mengaku, Kota Tongyeong memiliki nilai budaya tradisional yang cukup beragam  namun tidak semua dilestarikan dengan baik.

"Jadi kami datang ke Yogyakarta untuk melihat cara menjaga tradisi itu. Dengan harapan kita bisa melakukan hal yang sama nantinya di sekolah," ujar Kim.

Selama di Yogyakarta, para siswa akan berkunjung ke sekolah SMKI Karawitan Yogyakarta dan SMAN 3 Yogyakarta. Dilanjutkan dengan mengunjungi Desa Kemadang, Gunungkidul, Desa Wukirsari untuk menyaksikan pelestarian budaya kerajinan batik, kerajinan perak di Kotagede, kerajinan gerabah di Kasongan, serta mengunjungi Kraton Yogyakarta dan Museum Sonobudoyo.(okezone)
BAGIKAN:

BACA JUGA

  • Baru Penerimaan SIPSS, Polres Meranti Ajak Putra-putri Daftarkan Diri jadi Polri

    MERANTI - Bagi masyarakat yang berminat menjadi calon anggota Kepolisian Republik Indonesia (Polri) Tahun Angkatan (TA) 2015, Polda Riau telah membuka pendaftaran bagi p
  • Disparpora Taja Pagelaran Mahira

    SELATPANJANG, MOC – Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Kepulauan Meranti, Sabtu (20/9/2014) malam, menggelar kegiatan malam hiburan rakyat (Mahira)
  • Satgas Bencana Asap Sinarmas Taja Pengobatan Gratis

    BUKITBATU, POG - Satgas bencana kabut asap Riau bersama Sinarmas, Arara Abadi Group, Indah Kiat dan Eka Hospital menggelar bakti sosial ber
  • Walikota Dumai Dapat Gelar Mak Tuan dari PKDP

    DUMAI - Walikota Dumai, H. Khairul Anwar diberi gelar sebagai Ninik Mamak dari PKDP (Persatuan Keluarga Daerah Piaman) dengan gelar Mak Tuan. Surat pemberian gelar adat tersebut di
  • KOMENTAR