JAKARTA - Era globalisasi tanpa disadari membuat kaum
muda melupakan tradisi lokal mereka. Nilai-nilai tersebut terkikis
modernisasi dan tergantikan dengan budaya populer yang disebarkan lewat
media jejaring sosial.
Melihat keadaan tersebut, Indonesia, dalam
hal iniUniversitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, dan Korea Selatan pun
menjalin kerja sama guna menguatkan dan melestarikan tradisi lokal.
Salah satu kegiatan kerja sama tersebut berupa pengiriman para pelajar
dari Regional Center Expertise (RCE) Kota Tongyeong, Korea Selatan untuk
melihat langsung pemeliharaan tradisi budaya di Yogyakarta.
Rombongan
tersebut terdiri atas dua pelajar SMP dan tiga pelajar SMU didampingi
seorang guru. Selama 10 hari di Kota Gudeg, mereka mengunjungi lembaga
pemerintah, sekolah, dan generasi muda Yogyakarta dalam melestarikan
tradisi lokal.
Koordinator RCE Yogyakarta UGM Puji Astuti
menyatakan, kunjungan pelajar Korea itu merupakan realisasi hasil kerja
sama antara RCE Tongyeong dengan RCE Yogyakarta dalam program
pelestarian tradisi lokal kedua negara.
"Ini bentuk keprihatinan
kita bersama, makin banyaknya remaja dan generasi muda yang sudah kurang
peduli dengan kebudayaan bangsa. Bukan hanya di Indonesia tapi juga
terjadi di Korea," kata Puji, seperti disitat dari situs UGM, Senin
(13/1/2014).
Oleh karena itu, kedua pihak menggagas program
Bridge to The World untuk memperkenalkan remaja Korea Selatan dalam
memahami, melestarikan, dan merawat kebudayaan bangsanya dengan belajar
bagaimana pemeliharaan tradisi budaya lokal di Yogyakarta. Mereka akan
mempelajari lebih jauh upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia
dalam melestarikan budaya lokal.
Tidak hanya aksi yang dilakukan
pemerintah, tapi juga mengenal lebih jauh bagaimana lembaga pendidikan,
komunitas, masyarakat, institusi pendidikan, dan individu melestarikan
tradisi lokal di Kota Pelajar itu. Sehingga nantinya dapat menerapkan
program tersebut di Negeri Ginseng.
Salah seorang peserta asal
Korea Kim Yu Bin mengaku, Kota Tongyeong memiliki nilai budaya
tradisional yang cukup beragam namun tidak semua dilestarikan dengan
baik.
"Jadi kami datang ke Yogyakarta untuk melihat cara menjaga
tradisi itu. Dengan harapan kita bisa melakukan hal yang sama nantinya
di sekolah," ujar Kim.
Selama di Yogyakarta, para siswa akan
berkunjung ke sekolah SMKI Karawitan Yogyakarta dan SMAN 3 Yogyakarta.
Dilanjutkan dengan mengunjungi Desa Kemadang, Gunungkidul, Desa
Wukirsari untuk menyaksikan pelestarian budaya kerajinan batik,
kerajinan perak di Kotagede, kerajinan gerabah di Kasongan, serta
mengunjungi Kraton Yogyakarta dan Museum Sonobudoyo.(okezone)