Setelah itu, melalui jalur formal mereka mengupayakan sertifikasi
berstandar internasional, agar keberadaan SDM unttul diakui secara
formal oleh masyarakat dunia.
"Pada 2015 kementerian perikanan
dan kelautan akan melakukan sertifikasi kepada 21.250 orang," kata
Kepala Badan Pengembangan SDM Kelautan Perikanan (BPSDM KP) Suseno
Sukoyono, Senin (2/3).
Sebelum lulus dan diberi sertifikat,
sambung dia, BPSDM KP melakukan serangkaian pendidikan yang mengusung
praktik ketimbang teori kelautan di aejumlah wilayah.
Di antaranya Medan, Sumatera Utara; Tegal, Jateng; Banyuwangi, Jawa
Timur (Jatim); Aertembaga, Bitung, Sulut; dan Ambon, Maluku; serta satu
Balai Diklat Aparatur di Sukamandi, Subang, Jawa Barat.
Untuk
memperlancar jangkauan pelatihan bagi masyarakat, BPSDM KP juga
mendirikan Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP)
sebanyak 417 di berbagai daerah di Indonesia, termasuk Maluku.
Lulusan pelatihan ini perlu dibekali sertifikasi berstandar internasional untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing.
Pelatihan
yang dilaksanakan terdiri dari bidang perikanan tangkap, permesinan
kapal perikanan, perikanan budidaya, pengolahan dan pemasaran hasil
perikanan, kerajinan kekerangan, manajemen wirausaha, konservasi
perairan, dan pemantauan kapal perikanan (observer).
"Pelatihan observer sangat penting untuk mencegah praktik Illegal, Unreported, and Unregulated (IUU) Fishing," tuturnya.
Berdasarkan
data Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan BPSDM KP, pada 2013-2014
telah dilakukan pelatihan observer bagi 397 orang, dengan rincian tahun
2013 sebanyak 24 orang dan 2014 ditingkatkan lagi jumlahnya yang terbagi
kepada tiga gelombang, yaitu Gelombang I 145 orang, Gelombang II 156
orang, dan Gelombang III 72 orang.
Pelatihan ini adalah hasil kerja sama BPSDM KP dengan Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT) KKP.
Rencananya pada 2015 akan diselenggarakan pelatihan observer bagi 150 peserta.
Sementara
itu di bidang penyuluhan, BPSDM KP berkoordinasi dengan seluruh
Kabupaten/ kota dan Provinsi di Indonesia, termasuk Maluku. Berdasarkan
data Sistem Informasi Manajemen Penyuluhan Kelautan dan Perikanan Senin
(2/3), terdapat penyuluh perikanan sebanyak 380 orang di Maluku dan 296
orang di Maluku Utara.
Jumlah tersebut merupakan bagian dari
13.250 penyuluh perikanan se-Indonesia, terdiri dari 3.208 penyuluh
perikanan PNS, 1.204 Penyuluh Perikanan Tenaga Kontrak (PPTK), 8.520
penyuluh swadaya, 201 PPTK Daerah, 40 penyuluh swasta, dan 77 penyuluh
honorer.
Mereka bertugas mendampingi dan membimbing para pelaku
utama kelautan dan perikanan meliputi nelayan, pembudidaya dan pengolah
ikan, serta petambak garam, mencatat data dan permasalahan di lapangan,
serta sebagai Konsultan Keuangan Mitra Bank (KKMB). (ROL)