Peran Pemda dan Pemrov Diharapkan dalam Penyelesaian Konflik Nelayan

Senin, 13 Maret 2017 12:35
BAGIKAN:
Konflik Nelayan
BANTAN -Konflik nelayan di kecamatan Bantan antara nelayan jaring kurau dengan jaring rawai yang terjadi pada Kamis (09/03/2017) malam, dinilai oleh Solidaritas Nelayan Kecamatan Bengkalis (SNKB) akibat kesalahpahaman kedua belah pihak, yang bermuara kepada ketidakpuasan sekelompok nelayan asal desa Muntai.

Ketua SNKB Abu Samah yang dikonfirmasi Minggu (12/03/2017) menyebutkan bahwa pihaknya sangat menyayangkan terjadinya aksi pembakaran terhadap dua unit kapal jaring kurau yang sedang diparkir di perairan Sungai Kembung desa Pambang kecamatan Bantan tersebut. Dinilainya, pembakaran kapal tangkap ikan itu diduga akibat kesalahpahaman yang kemudian memicu terjadinya aksi pembakaran.

"Ketika saya tanya kepada beberapa kawan-kawan nelayan, ada yang menyebutkan sekelompok nelayan dari desa Muntai terpancing oleh status di facebook (FB) yang dimuat nelayan jaring kurau dari Pambang. Merasa terpancing, beberapa nelayan Muntai mendatangi Sungai Kembung, sehingga peristiwa itupun terjadi,"papar Abu Samah memberikan tanggapan.

Terlepas dari dugaan benar tidaka aksi provokasi tersebut, Abu Samah menilai seharusnya dalam penyelesaian konflik antar nelayan ini peran pemerintah daerah maupun provinsi sangat diharapkan. Apalagi konflik yang terjadi merupakan rangkaian peristiwa panjang yang sudah terjadi sejak 34 tahun lalu, walau sempat mereda lima tahun belakangan

Disisi lain ia mengaku bahwa kesalahpahaman yang terjadi seharusnya tidak disikapi secara emosional. Karena konflik yang timbul justru oleh nelayan yang bertetangga desa, karena desa Muntai dan Pambang berbatasan langsung. Apapun alasannya, peristiwa pembakaran itu adalah perbuatan pidana, dan tentu ada hukum formal yang akan menyelesaikan.

"Dulu konflik terjadi antara nelayan jaring rawai kecamatan Bantan dengan nelayan jaring batu (bottom gill net,red) yang mayoritasnya berasal dari pulau Rangsang sebelum pemekaran Kabupaten Kepulauan Meranti. Sekarang konflik malahan sesama nelayan dari Bantan sendiri,"ungkap Abu dengan nada heran.

Sebelumnya, dua unit kapal nelayan jaring kurau bantuan dari Pemkab Bengkalis dibakar nelayan asal Desa Muntai Kecamatan Bantan, Kamis (09/03/2017) sekitar pukul 18.45 WIB. Peristiwa pembakaran itu terjadi di Sungai kembung desa Pambang kecamatan Bantan kabupaten Bengkalis.

Kapolres Bengkalis AKBP Hadi Wicaksono SIK membenarkan atas kejadian tersebut. Kapolres bersama jajarannya maupun personil dari Polsek Bantan sudah turun ke lokasi tempat kejadian perkara dan satu pelaku sudah diamankan.

"Dua unit kapal fiber bantuan dari Pemkab Bengkalis milik nelayan Desa Pambang dibakar nelayan asal desa Muntai. Peristiwa itu terjadi di Sungai Kembung desa Pambang, kecamatan Bantan Satu pelaku sudah kita amankan dan tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut,"terang Kapolres, Jumat (10/03/2017).

Selain itu kata Kapolres belum diketahui apa penyebab sebenarnya bentrokan tersebut. Namun selepas Magrib ada sekelompok nelayan asal desa Muntai mendatangi nelayan desa Pambang dan langsung membakar dua kapal yang ada di Sungai Kembung tepatnya di dekat jembatan Sungai Kembung.(Gus)
BAGIKAN:

BACA JUGA

  • Dalam Sepekan Targetkan 10.860 Dosis Penerima

    BENGKALIS - Selama sepekan ini, Dinas Kesehatan (Diskes) secara serentak melaksanaan vaksinasi baik di titik yang ditentukan maupun di fasilitas pelayanan ke

  • 49 Pasien Covid di Kabupaten Bengkalis Dinyatakan Sembuh

    BENGKALIS - Hari ini terkonfirmasi 15 kasus positif Covid-19 di Kabupaten Bengkalis, Minggu 20 Juni 2021, 1 orang meninggal dunia dan 49 lainnya dinyatakan s

  • Satgas Covid-19 Bengkalis Jaring 30.847 Warga Pelanggar Prokes

    BENGKALIS - Tim Satuan Tugas (Satgas) Penegakan Disiplin Protokol Kesehatan (Prokes) Covid-19 Kabupaten Bengkalis memberikan teguran kepada 30.847 warga Kabu

  • Reses Wakil DPRD Bengkalis, Syahrial Fokus Kesehatan dan Lapangan Kerja

    BENGKALIS- Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bengkalis, Syahrial berkunjung ke delapan titik daerah pemilihnya dalam rangka menjemput aspirasi masyarakat di Pulau R

  • KOMENTAR