MERANTI, POG - Meski sekarang ini di Dorak Selatpanjang telah beroperasi PT Meranti Tirta Investasi (MTI) yang menyuling air laut menjadi air bersih, namun ketersediaannya belum mampu menjawab kebutuhan masysarakat Meranti. Saat ini. air bersih produksi PT MTI baru bisa dinikmati segelintir masyarakat ekonomi mapan di Kota Selatpanjang. Sedangkan kalangan masyarakat ekonomi kebawah, masih tetap memanfaatkan air sumur maupun air hujan yang ditampung dalam drum-drum bekas.
Khairuddin (62 th) warga dusun Sungai Senteng mengatakan, sulitnya mendapatkan sumber air bersih menyebabkan masyarakat memanfaatkan air parit atau air sumur. Bahkan, kemarau panjang yang mendera Meranti dalam dua setengah bulan terahir ini menyebabkan masyarakat Dusun Sungai Senteng harus akur menggunakan air parit yang sudah bercampur air masin untuk mandi dan keperluan sehari-hari.
“Kecuali untuk minum dan memasak, saat ini seluruh aktifitas masyarakat daerah ini terpaksa menggunakan air masin. Mau bagaimana lagi, kami benar-benar tidak memiliki sumber air yang benar-benar bersih untuk keperluan sehari-hari. Kalau untuk minum dan masak, terpaksa pakai air redang. Kalaupun sekarang ada air kemasan (galon.red), mana mampu dengan ekonomi yang pas-pasan seperti ini,” tandasnya.
Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Kepulauan Meranti Basiran Sarjono mengatakan, saat ini masyarakat Meranti belum menikmati air yang benar-benar layak sesuai standar untuk dipergunakan. Hingga kini masyarakat Meranti masih berharap curah air hujan serbagai satu-satunya sumber air bersih.
“Air sumur, air parit maupu air hujan yang ditampung dalam drum-drum bekas, sebenarnya tidak terjamin kualitasnya. Untuk itu, kita berharap ada langkah strategis dari Pemkab Meranti untuk segera membangun instalasi air bersih bagi masyarakat. Tidak hanya di kota Selatpanjang, tapi juga di setiap kecamatan. Bagaimanapun juga, air bersih merupakan kebutuhan mendasar dan ssngat mendesak untuk bisa terpenuhi” ujar Basiran.
“Meskipun belum ada data valid, kita perkirakan 90% masyarakat miskin di Meranti, belum mendapatkan suplai air bersih yang benar-benar layak dan terjamin kualitasnya. Bahkan, ribuan masyarakat miskin di berbagai pelosok pedesaan, pingiran kota maupun di tengah-tengah kota mengkonsumsi air yang tak layak. Untuk itu, program pembangunan instalasi air bersih harus menjadikan kelompok ini sebagai sasaran prioritasnya” tutup Basiran. (eaf)