• Home
  • Berita
  • Tujuh Hari Berjibaku Padamkan Karhutla di Rangsang Pesisir, Ini Kendala yang Dihadapi Petugas Gabungan

Tujuh Hari Berjibaku Padamkan Karhutla di Rangsang Pesisir, Ini Kendala yang Dihadapi Petugas Gabungan

Minggu, 01 Maret 2020 09:26
BAGIKAN:
MERANTI - Sabtu (29/02/2020), memasuki hari ke-7 proses pemadaman serta pendinginan lokasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Desa Bungur, Desa Telesung dan Desa Tanjung Kedabu, Kecamatan Rangsang Pesisir, Kepulauan Meranti.
 
Petugas gabungan yang terdiri dari Polri, TNI, BPBD, masyarakat peduli api (MPA) dan masyarakat setempat di lapangan mengalami kendala yang luar biasa dalam upaya pemadaman titik api di lahan gambut tersebut. Api yang sebelumnya padam, sempat hidup kembali karena ditiup angin kencang. Sumber air juga sulit didapatkan.
 
Rombongan BKO Polda Riau yang  dipimpin Dirpamobvit Polda Riau, Kombes Pol Dolivar Manurung SIK MSi juga turun ke lapangan ikut membantu memadamkan api. Tampak juga, Kapolres Kepulauan Meranti AKBP Taufiq Lukman Nurhidayat SIK MH, Wakapolres Kompol Irmadison SH, para Kasat dan Kapolsek serta Danramil 02 Tebingtinggi, Dinas Kehutanan Provinsi Riau, BPBD Kepulauan Meranti, PT. SRL dan MPA serta masyarakat setempat.
 
Dijelaskan Taufiq, titik api berasal dari Desa Telesung Kemudian merambat ke Desa Tanjung Kedabu, dan Desa Bungur. Dengan perkiraan luas lahan yang terbakar, Desa Telesung kurang lebih 10 hektare, Desa Bungur kurang lebih 10 hektare, dan Desa Tanjung Kedabu belum dapat ditaksir.
 
"Petugas di lapangan sudah melakukan upaya semaksimal mungkin dengan peralatan yang ada, serta peralatan manual juga dilakukan, bahkan masyarakat yang melewati lokasi juga ikut membantu," ujarnya.
 
Kata Taufiq, petugas sempat kesulitan karena lahan yang terbakar berupa gambut, ditambah kuatnya angin yang berhembus dapat menyebabkan semakin meluasnya lahan yang terbakar. Akses jalan masuk ke lokasi juga jauh dan harus merintis (membuka jalan).
 
"Petugas di lapangan harus menggali tanah untuk mendapatkan air, dan air tersebut tidak bisa tahan lama dan cepat kering, dan kemudian harus mencari sumber air (menggali lagi, red) di lokasi baru," paparnya.
 
Menurut Taufiq, untuk kondisi terakhir sekitar pukul 18.30 Wib titik api di Desa Tanjung Kedabu terkendali dan kegiatan pemadaman/pendinginan sudah diberhentikan dan akan dilanjutkan keesokan harinya. 
 
"Kita alat berat sudah ada dari PT SRL seperti yang sebelumnya dilakukan untuk pembuatan Embung guna menambahkan sumber air di desa Bungur. Namun pada saat alat berat bergerak menuju desa Tanjung Kedabu, mengalami kendala yakni 2 unit alat berat terperosok dan tidak bisa melanjutkan untuk menuju ke Tanjung Kedabu," kata dia.
 
Meski demikian, lanjut Taufiq, Sabtu malam 2 alat yang bergerak ke Tanjung Kedabu dan mengalami rusak dikarenakan terperosok tersebut sedang dilakukan upaya pergeseran guna bisa diarahkan untuk menuju TKP Tanjung Kedabu. 
 
"Pada saat adanya titik api di Desa Bungur dengan adanya dua alat tersebut bisa diberdayakan guna membuat embung besar, sehingga air dapat mudah digunakan untuk memompa ke sumber titik api," ungkapnya.
 
Taufiq juga tak menapikan kalau cuaca panas disertai angin kencang yang berhembus dikarenakan berdekatan dengan laut dapat menimbulkan kembali titik api dari sisa-sisa kebakaran.
 
Untuk kekuatan personil di lapangan saat ini terdiri TNI 13 orang, BKO Polda Riau 84 orang, Polres Kepulauan Meranti 40 orang, Polsek Rangsang 17 orang, BPBD 20 orang, Kecamatan 23 orang, PT. SRL 10 Orang, masyarakat 30 orang, MPA 30 orang, Satpol PP 19 orang, dan KLH Prov Riau 19 orang.
 
Sementara peralatan, dari Polda 7 unit Mesin Robin dan 7 rol selang. Dari Polres 3 unit Mini Strike, dan 7 rol selang. Dari KLH 2 unut Mini Strike dan 4 rol selang. Dari BPBD 6 unit Mini Strike dan 22 rol selang. Dari PT. SRL 1 unit Alat Berat, 4 unit Mini Strike dan 20 rol selang. Dari Kecamatan 1 unit Mini Strike dan 10 rol selang. Dari 3 Desa lokasi kebakaran, 3 unit robin dan 30 rol selang. (rls)
BAGIKAN:
KOMENTAR