• Home
  • Berita
  • Wujudkan Penyiaran Sehat, Adil dan Berkualitas, KPID Riau Gelar Seminar Literasi Media di AMIK Selatpanjang

Wujudkan Penyiaran Sehat, Adil dan Berkualitas, KPID Riau Gelar Seminar Literasi Media di AMIK Selatpanjang

Senin, 28 Mei 2018 20:36
BAGIKAN:
SELATPANJANG - Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Riau Gelar Seminar Literasi Media, bertempat di Kampus AMIK Selatpanjang. Kegiatan yang mengangkat tema "Wujudkan penyiaran sehat, adil dan berkualitas" itu berlangsung Senin (28/5/2018) sekitar pukul 14.00 WIB.

Tampak hadir Ketua KPID Riau H Falzan Surahman SSi, Ketua Koordinator Bidang Kelembagaan Asrar Rais SE, Direktur Amik Zulfikri SKom MKom, Wakil Direktur AMIK Yeni Herayani SKom MKom, Sekretaris Disdikbud Kepulauan Meranti H Armansyah SPd, serta puluhan peserta seminar.

Direktur AMIK Selatpanjang Zulfikri SKom MKom, dalam sambutannya menyampaikan terkait pentingnya informasi terutama dengan perkembangan teknologi di zaman modren.

Dijelaskan Zulkifli, kegiatan literasi media kepada mahasiswa AMIK Selatpanjang untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang penyiaran di Indonesia.

"Kami ingin mahasiswa dapat menyikapi dengan bijak tentang penyiaran dan media yang ada di Indonesia pada umumnya," harapnya.

Dalam kesempatan itu, Sekretaris Disdikbud Kabupaten Kepulauan Meranti H Armansyah, juga mengungkapkan dalam menyampaikan informasi siaran wajib mengandung informasi pendidikan.

Kemudian dijelaskan H Armansyah, isi siaran wajib memberikan perlindungan dan pemberdayaan kepada khalayak khusus, yaitu anak-anak dan remaja pada waktu yang tepat.

"Isi siaran juga wajib mengandung informasi, pendidikan, hiburan, kontrol dan perekat sosial, serta memberi manfaat kepada masyarakat khususnya anak-anak dan remaja," ungkap Armansyah.

Sementara itu, Wakil Direktur AMIK Yeni Herayani SKom MKom sebagai narasumber dalam pemaparannya menjelaskan bahwa, Literasi media merupakan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki seseorang agar dapat menggunakan media dengan benar dan optimal.

Dijelaskannya, dampak penyiaran yang tidak sehat berakibat buruk terhadap perkembangan sumber daya manusia khususnya bagi generasi muda penerus bangsa, hal tersebut mengakibatkan human resourch investment versus human resourch impac.

"Literasi media tidak hanya mempelajari segi-segi produksi, tetapi juga mempelajari kemungkinan apa saja yang bisa muncul akibat kekuatan media, literasi media mengajari publik memanfaatkan media secara kritis dan bijak," ungkapnya.

Ditambahkan Yeni pula, setiap tayangan yang disuguhkan oleh media senantiasa menyajikan realitas yang tersunting sama sekali bukan realitas yang sesungguhnya. Kenyataan tersebut yang semestinya menjadi pusat perhatian bagi para pegiat literasi media, termasuk didalamnya adalah masyarakat dan juga awak media.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua KPID Riau H Falzan Surahman Ssi, dalam pemaparannya menyampaikan jangan menelan mentah-mentah apa yang dilihat dan dengar dari penyiaran maka bukan tidak mungkin akan kehilangan jati diri bangsa yang menganut adat ketimuran dan melayu di Riau pada khususnya.

"Begitulah dampak pada penyiaran, jika buruk penyiaran kita maka akan buruk pula sumberdaya manusia bangsa kita pada masa yang akan datang, begitu juga sebaliknya jika kualitas penyiaran kita maka akan berkarakter pulalah bangsa kita untuk itu masyarakat harus cerdas dalam memilih isi siaran sangat lemah," ungkapnya.

Falzan juga menjelaskan, pedoman prilaku penyiaran dan standar program siaran harus ditempatkan sebagai pedoman bagi semua stakeholder penyiaran. Ruang literasi media adalah arena untuk mengetahui dan memahaminya, yang selanjutnya untuk dipatuhi bersama.

"Sebab kita memerlukan masyarakat yang cerdas media, yang tidak hanya sebagai "penikmat" tetapi juga berperan sebagai "pemantau" isi siaran," jelasnya.

Falzan juga berharap dengan adanya literasi media sebagai sarana untuk membuat mahasiswa, dan masyarakat merasa lebih perhatian terhadap keberadaan lembaga penyiaran. Meranti merupakan daerah perbatasan jadi daerah perbatasan ini harus tersentuh dan harus benar-benar diperhatikan agar masyarakat yang berada di daerah terpencil bisa mendapatkan informasi yang layak.

"Masyarakat paham tentang isu-isu liputan media, menyadari media dapat mempengaruhi gaya hidup, sikap dan nilai, kemudian kritis terhadap pesan yang disampaikan oleh media," harapnya.(rls/nur)
BAGIKAN:
KOMENTAR