Hindari Kebrutalan Warga Muntai, Istri Edi Sulung dan Anaknya Berlindungan di Mapolsek

    Rabu, 28 Desember 2016 18:43
    BAGIKAN:
    Gudang dan Kapal milik nelayan Bantan Air dibakar

    BENGKALIS -Selain membakar gudang dan 2 kapal nelayan Bantan Air, ratusan warga Muntai kecamatan Bantan juga mendatangi rumah pemilik gudang kapal nelayan Bantan Edi Sulung, Rabu (28/12).

    Beruntung, rumah Edi Sulung dalam keadaan kosong. Istri dan anak Edi Sulung melarikan diri ke Mapolsek Bantan untuk berlindung.

    "Istrinya lari ke Polsek, nangis-nangis pingsan, "ungkap Kapolsek Bantan AKP Yuherman.

    Dikatakan Kapolsek, kondisi istri bos nelayan Bantan Air itu shock akibat kejadian tersebut.

    "Agak sedikit shock lah, "ujarnya.

    Sebelumny, nelayan jaring batu Bantan Air yang merupakan anak buah Edi Sulung menabrak nelayan jaring rawai Muntai. Setelah menabrak, anak buah Edi Sulung langsung membiarkan nelayan Muntai terombang ambing diperairan Bantan.

    Akibatnya, warga yang tahu berkumpul dan melakukan aksi brutal, membakar gudang dan 2 unit kapal milik Edi sulung di Sungai Hasan desa Bantan Air. (Gus)

    BAGIKAN:

    BACA JUGA

  • Dalam Sepekan Targetkan 10.860 Dosis Penerima

    BENGKALIS - Selama sepekan ini, Dinas Kesehatan (Diskes) secara serentak melaksanaan vaksinasi baik di titik yang ditentukan maupun di fasilitas pelayanan ke

  • 49 Pasien Covid di Kabupaten Bengkalis Dinyatakan Sembuh

    BENGKALIS - Hari ini terkonfirmasi 15 kasus positif Covid-19 di Kabupaten Bengkalis, Minggu 20 Juni 2021, 1 orang meninggal dunia dan 49 lainnya dinyatakan s

  • Satgas Covid-19 Bengkalis Jaring 30.847 Warga Pelanggar Prokes

    BENGKALIS - Tim Satuan Tugas (Satgas) Penegakan Disiplin Protokol Kesehatan (Prokes) Covid-19 Kabupaten Bengkalis memberikan teguran kepada 30.847 warga Kabu

  • Reses Wakil DPRD Bengkalis, Syahrial Fokus Kesehatan dan Lapangan Kerja

    BENGKALIS- Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bengkalis, Syahrial berkunjung ke delapan titik daerah pemilihnya dalam rangka menjemput aspirasi masyarakat di Pulau R

  • KOMENTAR